CAKUPAN SEDEKAH MENURUT RASULULLAH (I)
1. Tasbih, Tahlil dan Tahmid
Rasulullah saw. menggambarkan
pada awal penjelasannya tentang shadaqah bahwa setiap tasbih, tahlil dan tahmid
adalah sedekah. Oleh karenanya mereka ‘diminta’ untuk memperbanyak tasbih,
tahlil dan tahmid, atau bahkan dzikir-dzikir lainnya. Karena semua dzikir
tersebut akan bernilai ibadah di sisi Allah swt. Dalam riwayat lain
digambarkan:
Dari Aisyah ra, bahwasanya
Rasulullah saw. berkata, “Bahwasanya diciptakan dari setiap anak cucu Adam tiga
ratus enam puluh persendian. Maka barang siapa yang bertakbir, bertahmid,
bertasbih, beristighfar, menyingkirkan batu, duri atau tulang dari jalan, amar
ma’ruf nahi mungkar, maka akan dihitung sejumlah tiga ratus enam puluh
persendian. Dan ia sedang berjalan pada hari itu, sedangkan ia dibebaskan
dirinya dari api neraka.” (HR. Muslim)
2. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
Setelah disebutkan bahwa dzikir merupakan sedekah, Rasulullah saw. menjelaskan bahwa amar ma’ruf nahi mungkar juga merupakan sedekah. Karena untuk merealisasikan amar ma’ruf nahi mungkar, seseorang perlu mengeluarkan tenaga, pikiran, waktu, dan perasaannya. Dan semua hal tersebut terhitung sebagai sedekah. Bahkan jika dicermati secara mendalam, umat ini mendapat julukan ‘khairu ummah’, karena memiliki misi amar ma’ruf nahi mungkar. Dalam sebuah ayat-Nya Allah swt. berfirman:
“Kamu adalah umat yang terbaik
yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari
yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah
itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang yang fasik.” [QS. Ali Imran (3): 110]
3. Hubungan Intim Suami Istri
Hadits di atas bahkan
menggambarkan bahwa hubungan suami istri merupakan sedekah. Satu pandangan yang
cukup asing di telinga para sahabatnya, hingga mereka bertanya, “Apakah salah
seorang diantara kami melampiaskan syahwatnya dan dia mendapatkan sedekah?” Kemudian
dengan bijak Rasulullah saw. menjawab, “Apa pendapatmu jika ia melampiaskannya
pada tempat yang haram, apakah dia mendapatkan dosa? Maka demikian pula jika ia
melampiaskannya pada yang halal, ia akan mendapat pahala.” Di sinilah para sahabat baru menyadari bahwa makna sedekah sangatlah luas.
Bahwa segala bentuk aktivitas yang dilakukan seorang insan, dan diniatkan
ikhlas karena Allah, serta tidak melanggar syariah-Nya, maka itu akan terhitung
sebagai sedekah.
Selain bentuk-bentuk di atas yang digambarkan Rasulullah saw. yang dikategorikan sebagai sedekah, masih terdapat nash-nash hadits lainnya yang menggambarkan bahwa hal tersebut merupakan sedekah, diantaranya adalah:
Selain bentuk-bentuk di atas yang digambarkan Rasulullah saw. yang dikategorikan sebagai sedekah, masih terdapat nash-nash hadits lainnya yang menggambarkan bahwa hal tersebut merupakan sedekah, diantaranya adalah:
4. Bekerja dan memberi nafkah pada sanak keluarganya
Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam sebuah hadits: Dari Al-Miqdan bin
Ma’dikarib Al-Zubaidi ra, dari Rasulullah saw. berkata, “Tidaklah ada satu
pekerjaan yang paling mulia yang dilakukan oleh seseorang daripada pekerjaan
yang dilakukan dari tangannya sendiri. Dan tidaklah seseorang menafkahkan
hartanya terhadap diri, keluarga, anak dan pembantunya melainkan akan menjadi
sedekah.” (HR. Ibnu Majah)
5. Membantu urusan orang lain
Dari Abdillah bin Qais bin Salim Al-Madani, dari Nabi Muhammad saw. bahwa beliau bersabda, “Setiap muslim harus bersedekah.” Salah seorang sahabat bertanya, “Bagaimana pendapatmu, wahai Rasulullah, jika ia tidak mendapatkan (harta yang dapat disedekahkan)?” Rasulullah saw. bersabda, “Bekerja dengan tangannya sendiri kemudian ia memanfaatkannya untuk dirinya dan bersedekah.” Salah seorang sahabat bertanya, “Bagaimana jika ia tidak mampu, wahai Rasulullah saw.?” Beliau bersabda, “Menolong orang yang membutuhkan lagi teranaiaya.” Salah seorang sahabat bertanya, “Bagaimana jika ia tidak mampu, wahai Rasulullah saw.?” Beliau menjawab, “Mengajak pada yang ma’ruf atau kebaikan.” Salah seorang sahabat bertanya, “Bagaimana jika ia tidak mampu, wahai Rasulullah saw.?” Beliau menjawab, “Menahan diri dari perbuatan buruk, itu merupakan sedekah.” (HR. Muslim)

Comments
Post a Comment