AMALAN AMALAN SEBELUM HARI RAYA IDUL ADHA
Macam-macam Amalan yang Disyari'atkan seperti yang dikutip dari ZaKuNaZainuddinKurniaNazroni
1. Melaksanakan ibadah haji dan umrah. Amal ini adalah yang paling utama, berdasarkan berbagai hadits shahih yang menunjukkan keutamaannya, antara lain; sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah Surga."
2.
Berpuasa selama hari-hari tersebut, atau pada sebagiannya terutama pada
hari Arafah. Tidak disangsikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yang
paling utama, dan yang dipilih Allah untuk diri-Nya. Disebutkan dalam
hadits qudsi, artinya: Allah subhanahu wata'ala berfirman, "Puasa itu
adalah untuk-Ku, dan Aku lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah
meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku."
Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri radhiyallahu 'anhuma, Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Tidaklah seorang hamba berpuasa
sehari di jalan Allah, melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan
puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun." [Hadits Muttafaq
'Alaih].
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Qatadah
radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Berpuasa pada hari Arafah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan
sesudahnya."
3. Takbir dan dzikir pada hari-hari tersebut.
Sebagaimana firman Allah subhanahu wata'ala, "... dan agar mereka
menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan..." [Surah
Al-Hajj : 28].
Para ahli tafsirmenafsirkannya dengan sepuluh
hari dari bulan Dzul-hijjah. Karena itu, para ulama meng-anjurkan untuk
memperbanyak dzikir pada hari-hari tersebut, berdasarkan hadits dari
Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, Maka perbanyaklah pada hari-hari itu
tahlil, takbir dan tahmid." [HR. Ahmad].
Imam Al-Bukhari
rahimahullah menuturkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah radhiyallahu
'anhuma keluar ke pasar pada sepuluh hari tersebut seraya
mengumandangkan takbir lalu orang-orang pun mengikuti takbirnya. Dan
Ishaq radhiyallahu 'anhu, meriwayatkan dari fuqaha' tabi'in bahwa pada
hari-hari ini mengucapkan:
"Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tidak ada Ilah (Sembahan) Yang Haq selain Allah. Dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji hanya bagi Allah."
"Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tidak ada Ilah (Sembahan) Yang Haq selain Allah. Dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji hanya bagi Allah."
Dianjurkan
untuk mengeraskan suara dalam bertakbir ketika berada di pasar, rumah,
jalan, masjid dan lain-lainnya sebagaimana firman Allah subhanahu
wata'ala "Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang
diberikan kepadamu..." [Al-Baqarah: 185].
Tidak dibolehkan
mengumandangkan takbir bersama-sama, yaitu dengan berkumpul pada suatu
majlis dan mengucapkannya dengan satu suara (koor). Hal ini tidak pernah
dilakukan oleh para salaf. Yang menurut sunnah adalah masing-masing
orang bertakbir sendiri-sendiri. Ini berlaku pada semua dzikir dan do'a,
kecuali karena tidak mengerti sehingga harus belajar dengan mengikuti
orang lain.
Dan diperbolehkan berdzikir dengan yang mudah-mudah. Seperti: takbir, tasbih dan do'a-do'a lainnya yang disyariatkan.
Dan diperbolehkan berdzikir dengan yang mudah-mudah. Seperti: takbir, tasbih dan do'a-do'a lainnya yang disyariatkan.
4. Taubat serta meninggalkan segala maksiat dan dosa, sehingga akan mendapatkan ampunan dan rahmat.
Maksiat adalah penyebab terjauhkan dan terusirnya hamba dari Allah, dan ketaatan adalah penyebab dekat dan cinta kasih Allah kepadanya.
Disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallau 'anhu, bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,"Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan kecemburuan Allah itu manakala seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Allah terhadapnya." [Hadits Muttafaq 'Alaih].
Maksiat adalah penyebab terjauhkan dan terusirnya hamba dari Allah, dan ketaatan adalah penyebab dekat dan cinta kasih Allah kepadanya.
Disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallau 'anhu, bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,"Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan kecemburuan Allah itu manakala seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Allah terhadapnya." [Hadits Muttafaq 'Alaih].
5.
Banyak beramal shalih, berupa ibadah sunnah seperti: shalat, sedekah,
jihad, membaca Al-Qur'an, amar ma'ruf-nahi munkar dan lain sebagainya.
Sebab amalan-amalan tersebut pada hari itu dilipatgandakan pahalanya.
Bahkan amal ibadah yang tidak utama bila dilakukan pada hari itu akan
menjadi lebih utama dan dicintai Allah daripada amal ibadah pada hari
lainnya meskipun merupakan amal ibadah yang utama, bahkan sekalipun
jihad yang merupakan amal ibadah yang amat utama, kecuali jihadnya orang
yang tidak kembali dengan harta dan jiwanya.
6. Disyariatkan
pada hari-hari itu takbir muthlaq, yaitu pada setiap saat, siang ataupun
malam sampai shalat Ied. Dan disyariatkan pula takbir muqayyad, yaitu
yang dilakukan setiap selesai shalat fardhu yang dilaksanakan dengan
berjama'ah; bagi selain jama'ah haji dimulai dari sejak Zhuhur hari raya
Qurban terus berlang-sung hingga shalat Ashar pada akhir hari Tasyriq.
7. Berkurban pada hari raya Qurban dan hari-hari tasyriq. Hal ini
adalah sunnah Nabi Ibrahim 'alaihi salam yakni ketika Allah menebus
putranya dengan sembelihan yang agung.
9. Melaksanakan shalat
Idul Adha dan mendengarkan khutbahnya. Setiap muslim hendaknya memahami
hikmah disyariatkannya hari raya ini. Hari ini adalah hari bersyukur dan
beramal kebajikan. Maka janganlah dijadikan sebagai hari keangkuhan dan
kesombongan; janganlah dijadikan kesempatan bermaksiat dan bergelimang
dalam kemungkaran seperti: nyanyian, judi, mabuk dan sejenisnya. Hal
mana akan menyebabkan terhapus-nya amal kebajikan yang dilakukannya
selama sepuluh hari.
10. Mengisi hari-hari ini dengan melakukan
ketaatan, dzikir dan syukur kepada Allah, melaksanakan segala kewajiban
dan menjauhi segala larangan; memanfaatkan kesempatan ini dan berusaha
memperoleh kemurahan Allah agar mendapat ridha-Nya.
Comments
Post a Comment